Sejak Februari, Departemen Kesehatan telah mencatat 207 kasus keracunan makanan yang menyerang anak-anak, yang mengakibatkan 10 kematian.
Departemen ini khususnya prihatin dengan peningkatan kasus di daerah perkotaan, permukiman kumuh, dan komunitas asrama.
Dalam insiden terakhir, dua saudara kandung, berusia empat dan enam tahun, meninggal karena dugaan penyakit bawaan makanan setelah berbagi makanan di rumah.
MEC kesehatan dan kebugaran Nomantu Nkomo-Ralehoko telah meminta para orang tua dan wali untuk mendidik anak-anak mereka tentang apa yang mereka konsumsi.
“Seluruh masyarakat perlu berperan aktif dalam hal ini, termasuk mencegah pembuangan sampah ilegal karena hal ini juga mengancam kesehatan manusia dan memicu berbagai penyakit,” ungkapnya.
Apa itu keracunan makanan?
Keracunan makanan merupakan kondisi yang sangat umum di mana seseorang jatuh sakit karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi yang mengandung bakteri, virus, atau parasit. Ini bisa berupa:
Bakteri E.coli – sering menyebar melalui daging cincang sapi yang kurang matang.
Penyakit Salmonella – biasanya menyebar melalui produk unggas yang kurang matang atau melalui susu yang tidak dipasteurisasi.
Bakteri Listeria – menyebar melalui daging olahan dan keju lunak.
Bakteri Kampilobakteri – daging dan unggas yang terkontaminasi.
Virus norovirus – biasanya menyebar dari kerang mentah dan antarmanusia.
Gejala keracunan makanan biasanya meliputi mual, muntah, diare, kram dan nyeri perut, demam, nyeri otot dan menggigil, kehilangan nafsu makan, kelesuan (kelelahan) dan perasaan tidak enak badan secara umum.
Makanan yang diketahui berisiko tinggi
Risiko keracunan makanan bergantung pada jenis makanan, serta cara penanganan dan penyiapannya. Selain itu, makanan yang terkontaminasi belum tentu terlihat, berbau, atau terasa buruk.
- Ayam mentah dan setengah matang: Ayam merupakan makanan pokok di banyak rumah tangga di Afrika Selatan, tetapi juga merupakan penyebab utama keracunan makanan. Bakteri seperti Penyakit Salmonella Dan Bakteri Kampilobakteri Bakteri ini umumnya ditemukan pada ayam mentah. Bakteri ini dapat dihilangkan dengan memasak dengan benar, tetapi mengonsumsi ayam yang tidak ditangani dengan baik tetap dapat menyebabkan penyakit serius.
- Telur mentah: Telur digunakan dalam berbagai hal, mulai dari hidangan sarapan hingga memanggang. Namun, telur mentah atau yang dimasak setengah matang dapat mengandung Penyakit SalmonellaMakanan seperti mayones buatan sendiri, puding, dan makanan penutup tertentu yang menggunakan telur mentah dapat menimbulkan risiko.
- Produk susu yang tidak dipasteurisasi: Susu dan keju yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung bakteri berbahaya seperti Bakteri Listeria Dan Bakteri E.coliBakteri ini dapat menyebabkan penyakit serius, terutama pada anak-anak, orang tua, dan wanita hamil. Pasteurisasi secara efektif membunuh patogen ini.
- Hidangan laut: Jenis makanan laut tertentu, terutama kerang seperti remis dan tiram, dapat terkontaminasi bakteri seperti Bakteri Vibrio atau virus seperti Virus norovirusPatogen ini dapat menyebabkan gejala gastrointestinal yang parah. Membekukan ikan dapat membunuh parasit yang ada, tetapi tidak membunuh bakteri dan virus yang menyebabkan keracunan makanan.
- Makanan siap santap: Salad dan sandwich yang sudah jadi dapat mengandung bakteri dan virus karena tidak mengalami proses lebih lanjut untuk menghilangkan patogen. Kontaminasi terjadi dalam kasus ini karena sanitasi yang buruk, praktik kebersihan, atau penyimpanan makanan yang tidak tepat oleh petugas penanganan makanan.
Bagaimana dengan produk segar?
Buah-buahan dan sayur-sayuran, yang sering dianggap sebagai pilihan yang sehat, terkadang dapat terkontaminasi oleh bakteri seperti Bakteri E.coli atau Bakteri ListeriaMikroorganisme berbahaya ini biasanya masuk melalui air, tanah, praktik pertanian yang tidak memadai, kebersihan yang buruk, penyimpanan yang tidak tepat, atau kontaminasi selama persiapan.
Sayuran berdaun hijau seperti bayam dan selada sangat rentan, sementara kecambah juga dianggap berisiko tinggi. Mencuci hasil pertanian secara menyeluruh dan memasaknya jika memungkinkan dapat membantu mengurangi risiko penyakit bawaan makanan.
Apa makanan terakhir yang Anda makan hingga membuat Anda sakit?
Beri tahu kami dengan mengeklik tab komentar di bawah artikel ini atau dengan mengirim email ke info@thesouthafrican.com atau mengirim WhatsApp ke 060 011 021 1.
Anda juga bisa mengikuti @TheSAnews di X dan The South African di Facebook untuk berita terkini.